Penjelasan Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha
Dengan Sempurna Tanpa Rintangan
Bait sutra :
fó
|
wèn
|
yuán
|
tōng
|
|
wǒ
|
wú
|
|
佛
|
問
|
圓
|
通
|
,
|
我
|
無
|
|
xuǎn
|
zé
|
|
dōu
|
shè
|
liù
|
gēn
|
|
選
|
擇
|
;
|
都
|
攝
|
六
|
根
|
,
|
jìng
|
niàn
|
xiāng
|
jì
|
|
dé
|
sān
|
|
淨
|
念
|
相
|
繼
|
,
|
得
|
三
|
|
mó
|
dì
|
|
sī
|
wéi
|
dì
|
yī
|
|
摩
|
地
|
,
|
斯
|
為
|
第
|
一
|
。
|
Penjelasan :
25 kesempurnaan tanpa rintangan, setiap metode
adalah yang terunggul. Pintu Dharma tidak ada yang tinggi dan rendah, ibarat
para pasien, setiap penyakit yang diderita mereka tidaklah sama, maka obat yang
dipakai juga tidak sama, sehingga obat yang tepat sasaran adalah obat terbaik. Tak
peduli pintu Dharma yang mana saja, jika cocok digunakan oleh diri sendiri
dalam melatih diri, maka ini adalah pintu Dharma terunggul.
Kesempurnaan tanpa rintangan maksudnya
adalah harmoni atau keselarasan, dan menembus tanpa rintangan, sempurna tanpa
rintangan adalah pencerahan besar, tak peduli pernah atau tidak pernah belajar
juga dapat memahaminya, dapat mengetahui masa lalu, sekarang dan masa yang akan
datang, serta kondisi batin insan lain.
Hati kita dengan hati insan lain adalah
sama, namun mengapa saat kini kita tidak dapat mengetahui isi pikiran orang
lain, ini dikarenakan kita masih memiliki rintangan. Ibarat air yang
bergelombang, tidak dapat memantulkan bayangan dengan jelas. Jika airnya tenang
maka kemampuan asal kita dapat pulih kembali, bukan hasil dari melatih diri
atau belajar, karena jika sesuatu yang tidak dimiliki oleh jiwa sejati anda,
maka dengan cara apapun anda tidak mungkin dapat memperolehnya.
Mengapa Bodhisattva Mahasthamaprapta
mengatakan tidak memiliki pilihan lain, Beliau hanya memilih “mengendalikan
enam landasan indria, dengan pikiran suci melafal nama Buddha berkesinambungan”. Asalkan melafal nama Buddha berkesinambungan
maka dapat mengendalikan enam landasan indria.
Master Ou Yi berkata bahwa pintu Dharma
pelafalan Amituofo tidak ada yang khusus, hanya terletak pada keyakinan, tekad
dan pengamalan saja. Buddha berkata bahwa jika ada praktisi yang melafal
Amituofo, disebut samadhi menakjubkan yang mendalam dan tertinggi.
Master Lian Chi lahir pada Dinasti Ming.
Permulaannya beliau belajar tentang ajaran, kemudian mempelajari aliran Dhyana.
Ajaran Konfucius dan Tao juga dipahaminya dengan mendalam, namun ketika usianya
lanjut beliau menfokuskan diri melafal Amituofo, dan mendapat gelar sebagai
guru sesepuh Aliran Sukhavati yang kedelapan. Master Lian Chi berkata bahwa praktisi yang
melafal Amituofo dengan kesungguhan hati, melepaskan kemelekatan jiwa raga, adalah
dana besar. Tidak timbul lobha, dosa dan
moha adalah merupakan pengamalan sila besar. Tidak melakukan perhitungan dengan
orang lain adalah kesabaran (ksanti) besar. Tidak terputus dan dapat
menfokuskan diri adalah ketekunan (virya) besar. Tidak dikendalikan oleh
pikiran khayal adalah samadhi besar. Tidak terpengaruh oleh orang lain sehingga
timbul keraguan adalah kebijaksanaan (prajna) besar.
Mengenai berdana, ditinjau dari sisi
melatih diri adalah hal yang sangat penting. Maka itu saya jadi teringat akan
jalinan jodoh saya dalam belajar Buddha Dharma yang sangat bagus, sosok guru
yang saya temui semuanya adalah para senior yang hebat. Pada usia 26 tahun saya
mulai belajar Buddha Dharma, guru saya yang pertama adalah Professor Fang
Dongmei, kemudian ketika mulai mengenal ajaran sutra saya mengunjungi Master
Zhang-jia untuk meminta bimbingan dari beliau.
Pertama kali kami bertemu, saya
mengajukan pertanyaan :”Ajaran Mahayana sangat bagus, adakah cara agar saya
dapat memasukinya dengan cepat?” Kemudian Master menatap ke arah diriku,
sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya. Beliau menatap diriku dan saya juga
menatap dirinya. Setelah diam selama setengah jam, beliau menjawab : “Ada!” Setelah
itu beliau diam kembali, sekitar 5 menit kemudian baru berkata lagi : “Dapat
mengikhlaskan dan merelakan”. Seluruh sikap beliau berada dalam samadhi. Saya
bertanya lagi : “Darimana saya harus memulainya?” Lagi-lagi beliau terdiam dan
saya harus menanti jawaban beliau dengan lama dan sabar. Kemudian beliau
menjawab : “Berdana”. Hari pertama kami bertatap muka selama lebih dari dua jam
hanya sempat berbincang beberapa kalimat ini.
Akhirnya ketika berpamitan beliau
mengantar saya sampai ke pintu depan, dan berkata padaku : “Hari ini saya
menyampaikan padamu “dapat mengikhlaskan dan merelakan”, semoga kamu dapat
mengamalkannya selama 6 tahun. Akhirnya saya berhasil mengamalkannya. Enam paramita
Bodhisattva, berdana adalah paramita pertama. Segalanya harus dapat dilepaskan,
Bodhisattva sejak membangkitkan niat permulaan sampai mencapai KeBuddhaan,
hanya ada satu yakni berdana.
Dikutip
dari :
Penjelasan
Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha Dengan Sempurna Tanpa
Rintangan
Oleh
: Master Chin Kung
Sumber
: 大勢至菩薩念佛圓通章親聞記