Penjelasan Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha
Dengan Sempurna Tanpa Rintangan
Bait sutra :
jīn
|
yú
|
cǐ
|
jiè
|
shè
|
niàn
|
||
今
|
於
|
此
|
界
|
,
|
攝
|
念
|
|
fó
|
rén
|
guī
|
yú
|
jìng
|
tǔ
|
||
佛
|
人
|
,
|
歸
|
於
|
淨
|
土
|
。
|
Penjelasan :
Tiga kalimat ini menjelaskan bahwa tugas
Bodhisattva datang ke dunia ini adalah untuk mengajari para makhluk, agar
menerima dan mengamalkan ajaran, setiap insan memiliki kesempatan mencapai
pencerahan, menyempurnakan KeBuddhaan.
Dunia ini adalah dunia yang dipenuhi
lima kekeruhan, terutama pada masa kini kekeruhan semakin bertambah cepat dan
dalam, terasa lobha, dosa, moha, keangkuhan dan kecurigaan manusia semakin
meningkat. Akibatnya akan mengundang bencana dan malapetaka, manusia masa kini
seharusnya meningkatkan mawas diri.
Tanah suci menunjuk pada Alam Sukhavati,
tidak ada di tata surya, juga tidak ada di Galaksi Bima Sakti. Upasaka senior
Huang Nian-zu beranggapan bahwa Galaksi Bima Sakti hanyalah sebuah satuan dunia
saja. Sedangkan wilayah pengajaran satu Buddha dapat mencakup sepuluh miliar
Galaksi Bima Sakti. Alam Sukhavati berjarak dari alam ini sepuluh triliun Alam
Buddha, ada sebuah alam yang maha luas bernama Alam Sukhavati, merupakan
wilayah pengajaran Buddha Amitabha, bagaimana cara untuk menuju ke sana?
Praktisi sekalian yang telah membaca sutra Mahayana juga mengetahui bahwa untuk
sampai ke Alam Sukhavati bukanlah hal sulit.
Karena seluruh alam semesta yang tanpa
batas ini adalah terwujud dari pikiran kita, maka itu tak peduli berapa jauh
jaraknya, juga tidak melampaui batas
pikiran kita. Maka itu dalam sebersit niat pikiran dapat mencapai Alam
Sukhavati. Kecepatan dari niat pikiran kita, tiada yang dapat sebanding
dengannya. Kecepatan cahaya saja per detik hanya dapat mencapai tiga ratus ribu
kilometer, sedangkan kecepatan pikiran hanya dalam waktu sekejab, tidak perlu
sedetik, sudah dapat menjelajahi seluruh alam semesta yang tanpa batas ini. Buddha
memberitahukan kita ini adalah kemampuan manusia. Buddha hanya mengajarkan kita
untuk mengembalikan kemampuan asal kita, jika menganggap bahwa Buddha dapat
memberikan sesuatu kepada kita, ini adalah omong kosong, maka itu dikatakan
bahwa Ajaran Buddha sama sekali tidak ada kepercayaan takhayul.
Bumi di semesta alam tampak sangat
kecil, agama lainnya percaya pada alam surga, menurut Ajaran Buddha surga
bukanlah hanya satu saja, namun ada 28 alam surga, masing-masing memiliki kondisi
yang berbeda, di dalam sutra Buddha dijelaskan secara terperinci. Lingkungan
kehidupan kita yang sesungguhnya sangatlah luas, setiap planet di luar angkasa
memiliki hubungan dengan kita. Ada rekan yang memberitahukan padaku peneliti
negara barat menggunakan cara ilmiah, dapat mengetahui masa lampau seseorang,
telah membuktikan bahwa manusia mengalami tumimbal lahir, ada orang yang pada
masa lampaunya tinggal di sebuah tempat, ada pula yang masa lampaunya adalah
hewan, ada juga yang berasal dari planet lain yang terlahir ke bumi.
Ruang memiliki luas yang tanpa batas,
manusia planet bumi juga mungkin bertumimbal lahir di planet lain. Maka itu
disebut alam ini adalah tempat perantauan, sedangkan Alam Sukhavati adalah
kampung halaman kita. Di dunia ini kita hanya tinggal sementara saja, setelah sampai
di Alam Sukhavati, kita memiliki usia tanpa batas, waktu yang panjang barulah
kampung halaman. Ketika tersesat kehilangan arah, setelah tercerahkan tidak ada
yang tidak ingin kembali ke jalan yang benar, semuanya akan bertekad lahir ke
Alam Sukhavati.
Bodhisattva Mahasthamaprapta dengan
kekuatan tekad dan kewibawaanNya memberkati para praktisi Nian Fo, namun para
praktisi juga dapat timbul kerisauan, kemunduran dan juga ada yang sampai
berubah. Ini bukan kekuatan Bodhisattva yang bermasalah, namun adalah rintangan
karma dan tabiat sendiri yang terlalu berat. Buddha dan Bodhisattva tidak
mungkin memaksa seorang praktisi harus bertindak bagaimana, jika Beliau
memiliki niat sedemikian, maka hatiNya tidak suci lagi. Buddha dan Bodhisattva
adalah guru, seharusnya kita menerima dan mengamalkan ajaranNya.
“Bab
Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha Dengan Sempurna Tanpa
Rintangan” hanya terdiri dari 244 aksara, setelah memahami maknanya dan
mengamalkannya, akan memperoleh
pemberkatan dari Bodhisattva Mahasthamaprapta. Melatih diri dengan metode yang
tertera dalam sutra ini pasti takkan mengalami kemunduran, dengan sendirinya
ketrampilan akan menjadi mahir, saat menjelang ajal Bodhisattva
Mahasthamaprapta pasti datang menjemput.
Praktisi Nian Fo harus memiliki tiga
bekal yakni yakin, bertekad dan mengamalkan. Jika melafal Amituofo hanya di
mulut saja, namun pikirannya melayang ke mana-mana, maka Bodhisattva
Mahasthamaprapta takkan mempedulikan praktisi sedemikian. Melatih Ajaran
Sukhavati harus memenuhi syarat tiga bekal tersebut. Keyakinan adalah yakin
sepenuhnya pada Buddha Amitabha. Bertekad adalah membangkitkan tekad terlahir
ke Alam Sukhavati. Mengamalkan adalah melafal Amituofo.
Di dalam Shurangama Sutra pada
bagian kelima, Buddha Sakyamuni bertanya kepada para siswaNya, metode mereka
masing-masing dalam melatih diri sehingga mencapai kesempurnaan tanpa
rintangan, dengan metode praktis apa sehingga memasuki samadhi. Kemudian
meminta mereka satu persatu menjawabnya. Seluruhnya ada 25 Bodhisattva yang
memberikan jawaban, sehingga menghimpun seluruh pintu Dharma yang tak terhingga
dan tanpa batas ke dalam 25 kategori besar, setiap kategori diwakili oleh
seorang Bodhisattva. Bodhisattva
Mahasthamaprapta mewakili pintu Dharma pelafalan nama Buddha. Beliau memberikan
jawaban kepada Buddha Sakyamuni sebagai berikut :
Dikutip
dari :
Penjelasan
Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha Dengan Sempurna Tanpa
Rintangan
Oleh
: Master Chin Kung
Sumber
: 大勢至菩薩念佛圓通章親聞記