Penjelasan Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha
Dengan Sempurna Tanpa Rintangan
Bait sutra :
|
Penjelasan
:
Bila kita mengamati isi sutra dengan seksama,
poin pentingnya adalah pikiran yang terfokus, bukan hanya dalam melafal
Amituofo diperlukan pikiran terfokus, namun dalam kehidupan keseharian juga
diperlukan pikiran terfokus, melafal Amituofo adalah cara untuk melatih pikiran
terfokus. Selain nama Buddha kita tidak memiliki niat yang lain. Setiap lafalan
saling berkesinambungan, tercapailah samadhi, di mana saja dan kapan saja,
dalam kondisi suka maupun duka dapat mempertahankan pikiran terfokus. Setelah
ketrampilan melafal Amituofo telah mahir maka memiliki kemampuan untuk
menaklukkan noda pikiran, dengan pikiran terfokus ini juga dapat terlahir ke
Alam Sukhavati pada tanah suci tingkatan pertama. Para sesepuh terdahulu memuji
pintu Dharma ini adalah memuji poin ini, dengan sedikit kemahiran dapat
melampaui Trailokya (Kamaloka, Rupaloka dan Arupaloka). Saat kini atau kelak pasti mencapai
KeBuddhaan.
Di dalam Avatamsaka Sutra tertera Sudhana mengunjungi senior Yu-xiang yang suka jalan-jalan ke
pasar (shopping), di sana dia melatih samadhi. Namun bagi praktisi senior dan
praktisi pemula tentunya berbeda, praktisi pemula harus berusaha menjauhkan
diri dari keramaian. Masa kini jika dapat memperoleh keberhasilan dalam melatih
diri maka prestasinya lebih tinggi daripada praktisi jaman dahulu, namun jika
gagal maka kemundurannya juga begitu cepat.
Mimpi bertemu
Buddha adalah tanda baik, namun jika sesekali saja tidaklah masalah, jika
keseringan maka dikhawatirkan itu adalah jebakan Mara. Praktisi aliran
Sukhavati dilindungi oleh para Buddha dan Bodhisattva, Mara takkan berani
datang mengganggu. Di dalam Shurangama Sutra dijelaskan secara terperinci bahwa
praktisi Nian Fo di saat menjelang ajal, harus menanti penjemputan dari Buddha
Amitabha, jika melihat Buddha atau Bodhisattva lain datang menjemput jangan
ikut denganNya, hanya menanti Buddha Amitabha saja, segala kondisi baik yang
muncul tidak perlu dipedulikan. Sesepuh pertama aliran Sukhavati Master Hui
Yuan ketika menjelang ajal berkata bahwa sepanjang hidupnya telah tiga kali
bertemu Buddha Amitabha dan Alam Sukhavati, kondisinya serupa dengan yang
tertulis di dalam sutra.
Ada
praktisi yang sepanjang hidupnya melafal Amituofo namun tidak berhasil terlahir
ke Alam Sukhavati, faktor penyebabnya ada 4 yakni :
1. Tidak
menfokuskan diri.
Para guru
sesepuh memahami ajaran semua aliran dengan baik, namun setelah mengenal Ajaran
Sukhavati, mereka melepaskan yang lainnya, menfokuskan diri melatih Ajaran
Sukhavati. Karya Master Lian Chi adalah “Catatan Ringkas Amitabha Sutra” dan karya
Master Ou Yi adalah “Penjelasan Amitabha Sutra”. Master Yin Guang sendiri hanya
mengandalkan satu sutra yakni Amitabha Sutra dan satu nama Buddha yakni
Amituofo, yang lainnya sama sekali tidak ada.
2. Tidak
memiliki keyakinan sepenuhnya
Walaupun
melatih Ajaran Sukhavati dan melafal Amituofo, namun tidak yakin sepenuhnya
akan terlahir ke Alam Sukhavati. Asalkan hanya ada sedikit saja keraguan, saat
menjelang ajal jika memiliki berkah, tidak sakit dan pikiran masih sadar, maka
hanya dapat terlahir di tanah pinggiran. Bagi yang kurang memiliki berkah,
kesadarannya tidak jelas, ketika keraguannya timbul, maka tidak dapat terlahir
ke Alam Sukhavati. Jika ingin menghapus rintangan ini, maka harus lebih
memahami sutra dan kisah nyata para praktisi yang telah terlahir ke Alam
Sukhavati.
3. Tidak
memiliki tekad untuk terlahir ke Alam Sukhavati.
Tidak
berniat terlahir ke Alam Sukhavati dan melafal Amituofo, menganggap cara ini
untuk mengumpulkan berkah, kelak akan menjadi setan yang kaya, ada juga yang
ingin ke surga untuk menikmati kesenangan, mengharapkan berkah di alam surga
dan manusia.
4. Tidak
mampu melepaskan kemelekatan.
Mendambakan
kesenangan di alam manusia dan alam surga. Rupaloka dan Arupaloka juga
mendambakan kenikmatan samadhi. Selama ada lobha pasti ada rintangan, tidak
dapat terlahir ke Alam Sukhavati.
Praktisi
yang melatih Ajaran Sukhavati, Mara
tidak berani datang mengganggu. Faktor penyebab yang pertama adalah kekuatan
pikiran, yakni seperti yang tertera dalam sutra ini “mengingat dan melafal nama
Buddha”. Yang kedua adalah kekuatan jiwa KeBuddhaan, nama Buddha yang kita
lafal adalah jiwa KeBuddhaan diri sendiri. Kesucian, kesetaraan, maha maitri karuna
adalah Buddha. Yang ketiga adalah pemberkatan dari tekad para Buddha. Dengan
adanya kekuatan dari tekad para Buddha di sepuluh penjuru dan tiga masa, maka sebesar
apapun kekuatan yang dimiliki Mara juga tidak berani datang mengganggu.
Tabiat
telah dibina sejak banyak kalpa yang lampau, seperti selalu timbul niat jahat, mengalami
mimpi buruk, semua ini adalah karma buruk masa lampau, harus serius bertobat,
dengan setulusnya melafal Amituofo adalah pertobatan sejati. Melafal Amituofo
juga dapat menyembuhkan pikiran khayal. Kehidupan
tidaklah kekal, segala kekayaan dan kemewahan di dunia ini adalah kerisauan,
walaupun ada yang menawarkan padaku untuk menduduki tahta Raja Maha Brahma,
saya juga tidak sudi. Penyakit juga merupakan salah satu faktor kemunduran,
janganlah dipedulikan, lebih baik merenungkan kewibawaan rupa Buddha. Master Ci
Yun dari Dinasti Qing berkata, karma manusia sungguh berat, ketika semua jenis
sutra, mantra dan metode pertobatan tidak mampu mengeliminasinya, cara terakhir
adalah dengan menggunakan sepatah nama Buddha untuk mengeliminasinya, cara yang
paling efektif adalah melafal nama Buddha.
Dikutip
dari :
Penjelasan
Bab Bodhisattva Mahasthamaprapta Melafal Nama Buddha Dengan Sempurna Tanpa
Rintangan
Oleh
: Master Chin Kung
Sumber
: 大勢至菩薩念佛圓通章親聞記