Tampilkan postingan dengan label Kisah Bhiksu Ju Xing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Bhiksu Ju Xing. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 November 2013

Kisah Bhiksu Ju Xing 10



Kisah Bhiksu Ju Xing

Bagian 10


Bapak Gubernur Tang Ji-yao, bendahara keuangan dan para pejabat tokoh masyarakat lainnya, serta para wartawan, semuanya datang memberi penghormatan terakhir. Jumlah mereka sekitar puluhan ribu orang, semuanya merasa amat terharu, dan merasa takjub!       
           
  
Suratkabar Harian Kunming menaruh berita ini sebagai judul halaman utamanya dan telah membuat seluruh penduduk Yunnan menjadi heboh. “Siapa yang bilang Buddha Dharma itu tidak ada? Siapa yang bilang bahwa melatih diri itu tidak dapat mencapai KeBuddhaan?” Setiap orang berkata : “Lihatlah! Bukankah Master Ju Xing adalah bukti nyata yang terbaik dari Buddha Dharma?”


“Ini adalah keajaiban!”, komentar Tang Ji-yao : “Jika dikatakan Bhiksu Ju Xing memperabukan dirinya sendiri, namun kenapa setelah jasadnya jadi abu tetapi tidak berjatuhan? Juga mengapa bisa mempertahankan rupanya yang semula? Kenapa pula jubahnya tidak turut terbakar menjadi abu? Sepertinya ini bukan dibakar oleh api!”


Master Xu Yun menjelaskan : “Bhiksu Ju Xing mengobarkan api samadhi sejati dari dalam hatinya dan memperabukan tubuhnya sendiri, barulah ada keajaiban sedemikian!”      
 

Tang Ji-yao terkesima : “Sungguh ada keajaiban serupa ini! Sampai-sampai pegangan alat kebaktian juga telah menjadi arang! Guru! Benarkah seluruh tubuhnya telah menjadi abu?”
  

Master Xu Yun menjawab : “Benar!”, kemudian menghadap ke arah Bhiksu Ju Xing sambil beranjali : “Ju Xing, jasa kebajikanmu telah sempurna! Sekarang biarkan kami mengantar jasadmu ke dalam pagoda!”

  
Master Xu Yun mengulurkan tangannya, dengan gemetaran dia mengambil alat kebaktian kecil yang berada di tangan Bhiksu Ju Xing, dan memberi anjuran : “Ju Xing! Ju Xing! Jasa kebajikanmu telah sempurna, perhatikan bunyi alat kebaktian ini! Saya akan memukulnya sekali, anda dapat pergi dengan tenang ke Alam Sukhavati!”

  
Dengan ringan Master Xu Yun memukul alat kebaktian, dengan berlalunya dentingan yang ketiga kali, tiba-tiba seluruh jasad abu tubuh Bhiksu Ju Xing berguncang dan roboh ke tanah.

  
Master Xu Yun berlutut dan bernamaskara, Tang Ji-yao dan hadirin lainnya yang berjumlah ribuan orang juga berlutut dan bernamaskara! “Amituofo!”, setiap orang merasa amat terharu sampai air mata membasahi wajah mereka. Wajah Master Xu Yun sejak awal telah dipenuhi air mata, beliau tidak dapat membedakan lagi mana air mata kesedihan dan mana air mata kebahagiaan!

  
“Ju Xing! Saya amat menyayangkan para pemuda yang melatih Dhyana! Mengapa demikian? Ju Xing! Anda telah menyempurnakan jasa kebajikan dan meraih tingkatan teratai tertinggi, ini merupakan persembahan yang termulia……di jaman berakhirnya Dharma, para praktisi mengalami banyak halangan, namun anda mampu menyelesaikannya dengan seberkas kobaran api! Dunia ini penuh khayalan dan perubahan, kekuatan Mara meningkat, Buddha Dharma akan semakin terpuruk! Saya masih harus menghadapi tantangan ini!  Ju Xing! Kami masih sulit melupakan hari-hari di mana kami menikmati persembahan sayuran darimu! Kini anda telah terlahir ke Alam Sukhavati! Bagaimana mungkin kami tidak merasa kehilangan dirimu? Kini dengan satu dentingan alat kebaktian anda telah menunjukkan kepada kami sebuah hal yang menakjubkan! Ju Xing! Guru mengantar kepergianmu!”
  

Sambil menyeka air matanya, Master Xu Yun berkata pada dirinya sendiri : “Mengapa saya menangis? Seharusnya saya harus merasa bahagia barulah benar!”

  
Namun bagaimanapun juga  manusia adalah makhluk berperasaan! Insan berambut putih mengantar kepergian insan berambut hitam! Siapa yang takkan merasakan kepedihan hati?



------ Tamat ------






具行禪人修行略傳

(十)


省督唐繼堯,財政廳長王竹村,水利局長張拙仙……次日聞報,都趕來了。昆明日報攝影記者也跟來了,還有各大員的家屬、社會賢達、昆明的佛教徒緇素,全都來參拜了!真是轟動了全昆明;數萬人絡繹登山來拜,人人感動,個個稱奇!昆明日報刊出了頭條大新聞和照片,轟動了全雲南。「誰說沒有佛法呢?誰說修不成佛菩薩呢?」人人都說:「看!具行上人不就是最好的佛法證據麼?」

「這也奇怪!」唐繼堯說:「若說具行是取稻草自焚,卻又怎會把全身燒成了灰也不倒下?又怎會仍然保持原來形貌呢?袈裟又怎不成灰呢?分明這不是凡火燒成的了!」虛雲說:「具行法師是由心內發出三昧真火,把自身焚化的,才有此瑞相奇蹟!」

唐繼堯說:「奇異極了!磬魚的柄都已成了焦炭火灰呀!師父!他的全身果然都是灰麼?」

虛雲說:「是的!」就向具行祝拜:「具行!你的功德圓滿了!請讓我們送你入海會塔罷!」

虛雲伸手,顫顫巍巍,取下具行手中的小磬,又祝道:「具行啊!具行!密行功圓,一磬留音!為師一敲磬,你可以放心西去罷!」虛雲輕敲殘磬,清脆的磬聲三響才過,突然地,具行的全身震動,化作灰燼而傾倒了!

虛雲跪下合掌而拜,唐繼堯與觀眾數千也都跪下叩拜!「阿彌陀佛!」人人都感動得熱淚盈眶:「阿彌陀佛!」虛雲早已淚水奔流滿面了,他也分不清那是悲傷或是歡喜了!

「具行啊!我痛惜禪人殞少年,孔悲顏歿!此情曷似?具行啊!你密行功圓上品蓮,燃臂藥王真供養……人當末法多緣劫,君至臨終一火完!世事變幻,妖魔將興,佛法大劫將臨!為師將來還須應劫啊!具行啊!你歸來念佛荷鋤邊,助興梵剎同艱苦!我們世念難忘蔬菜熟!人人都受過你的菜蔬佈施啊!如今你西歸向夕陽!我怎能禁傷心老淚流無盡?今日你一磬示妙緣!具行啊!為師恭送你了!」
  
虛雲痛哭。「為什麼要哭呢?」他自問:「我該為他歡喜才是啊!」

可是,人總是有情生啊!夕陽殘照中,萬人落淚!白頭人送黑頭人!誰不傷心啊?



Rabu, 13 November 2013

Kisah Bhiksu Ju Xing 09



Kisah Bhiksu Ju Xing

Bagian 9



Semua orang bergegas menjauh, dengan menopang tongkat Master Xu Yun berjalan ke hadapan Bhiksu Ju Xing, berkata pada semuanya : “Ju Xing telah memperabukan raganya sendiri! Dia menyemburkan api samadhi sejati dari dalam tubuhnya sendiri, kemudian membakar raganya menjadi abu! Cahaya putih yang berkerlap-kerlip yang kalian saksikan tadi, adalah cahaya dari api sejatinya! Di ruang dhyana, saya membaca sutra untuk pelimpahan jasa buat dirinya, saat merasakan sekujur tubuhku panas, saya tahu bahwa dia telah berhasil! Saya takut kalian karena tidak mengetahuinya sehingga sembarangan menyentuh jasadnya, maka itu saya bergegas menuju kemari…..”


 Mereka yang hadir di sana baik Bhiksu maupun orang awam merasa amat terkejut, mendengar kata Master Xu Yun. Dengan seksama mereka mengamati Bhiksu Ju Xing, jubahnya masih utuh, duduk bersila menghadap ke penjuru Barat, tangan kirinya memegang “qing”, sedangkan tangan kanannya memegang “mu yu”. Wajahnya serupa masih hidup, tersenyum damai, hanya saja kekurangan nafas saja.


(catatan :  “qing” dan “mu yu” adalah alat kebaktian)


“Apakah…ini benar adalah…memperabukan diri sendiri dengan api sejati?”, semua orang tidak berani mempercayai hal ini : “Tapi yang tampak di hadapan kami adalah Bhiksu Ju Xing yang serupa masih hidup!”


Master Xu Yun berkata : “Kalian jangan mendekat, takutnya hembusan angin dari gerakan kalian akan menjatuhkan abunya! Menjauhlah sedikit!”

  
Master Xu Yun berjalan sendiri mendekati dan mengamati dengan seksama, di bawah terangnya cahaya, hanya tampak mu-yu dan pemukulnya sejak awal telah menjadi abu, pemukul qing juga telah menjadi arang, namun sekujur tubuh Bhiksu Ju Xing dan jubahnya tetap tidak berubah, selain itu juga tampak sepatunya telah menjadi abu. Alas tempat duduknya sejak awal telah menjadi abu. Semua yang hadir tampak seolah-olah tak percaya, juga amat bersukacita, setiap insan beranjali dan melafal Amituofo.


“Ju Xing!”, sambil berlutut Master Xu Yun berkata : “Selamat! Anda telah berhasil melatih menghapus kemelekatan, mencapai tingkat kesucian Arahat! Dengan jelmaan Dharmakaya-mu di dunia, mencapai “anutpattika-dharma-ksanti” menyempurnakan semua paramita! Mohon terimalah namaskara tiga kali dariku!”


“Ju Xing!”, Master Xu Yun berkata dengan suara agak serak karena menahan kesedihannya : “Saya bersukacita untukmu! Ketrampilan melatih diriku masih belum sebanding denganmu! Kelak jika ingin mencapai kondisi batin serupa dirimu, juga tidak mungkin!”


Setelah Master Xu Yun selesai bernamaskara, tiba-tiba dari jasad Bhiksu Ju Xing menebarkan semerbak keharuman yang menakjubkan!  Semua orang mencium harum semerbak yang serupa dengan wangi kayu cendana! Semua orang merasa terharu dan mengalirkan air mata serta melafal Amituofo!  


“Ju Xing!”, Master Xu Yun memberi anjuran : “Pertahankanlah jasadmu sehari lagi, karena esok pagi saya akan mengundang para tokoh masyarakat dan wartawan untuk menyaksikan dan mengagumi Dharmakaya-mu, agar wartawan mengambil foto dirimu, dan kemudian menyebarkan ke seluruh pelosok dunia untuk membantu menyebarkan Buddha Dharma!”

  
Kemudian Master Xu Yun memberi aba-aba : “Kalian semuanya malam ini bergiliran menjaga Dharmakaya Bhiksu Ju Xing! Jangan biarkan siapapun menyentuhnya! Juga tidak boleh ada yang berteriak atau membuat guncangan!”
  

“Baik guru!”, para Bhiksu  serentak menjawab.
  

  


具行禪人修行略傳

(九)


眾人慌忙讓開,虛雲扶杖來到具行面前,向眾人說:「具行已經作化了!他自身噴出三昧真火,把自己燒成了灰!剛才你們看見的白光閃閃,就是他的真火之光!我在禪房為他念經助他用,我感到全身發燒,就知道他已經成功了!我怕你們不知道而亂動他,我連忙趕來……。」

眾人不論僧俗,聽師父一說,無不驚詫萬分,細看具行和尚,卻仍然是身披袈裟,趺坐面向西方,左手執磬,右手執木魚!面色如生,笑容和藹,只少了呼吸起伏動靜。

「這真的是自發真火化了麼?」眾人都不敢相信:「這分明是個活生生的具行和尚嘛!」

虛雲說:「你們不要走近,恐怕衣帶生風震動他全身灰燼倒傾!你們走開些!」虛雲獨自上前再細看,火把照耀之下,只見具行的木魚其木柄早已化了灰燼,磬柄也成焦炭,但是具行的全身和袈裟依然未變,其餘,只見僧鞋也成了灰。坐處的幾紮稻桿子和蒲團早就成灰燼了。

眾人都又驚疑,又歡喜,個個合掌念佛。

「具行!」虛雲跪下合掌而拜說:「恭喜你了!你已經修成破我執,得證大阿羅漢果!以你瑞相法身示世,證無生法忍之圓滿檀波羅蜜!請受虛雲三拜!」虛雲以師尊身分,對徒弟具行下拜!眾人當然也跟著叩拜了!

「具行啊!」虛雲忽然老淚縱流,哽咽道:「為師好為你歡喜!我還不及你的功行啊!將來欲求你的境界,也還萬無可能啊!」虛雲拜罷,具行遺蛻忽然放出陣陣奇異的芳香!眾人都嗅聞得到類似檀香的這種異香,又像仙蘭!大家都感動得流淚,個個念佛!

「具行啊!」虛雲祝道:「你且多保持瑞相一天,待明天為師請都督和昆明社會人士,還有新聞界都來瞻仰你法身,讓記者攝影留下一影,以傳於世助宏佛法!」

虛雲又吩咐:「你們今夜須派人輪流值更看守具行法身!勿讓人畜觸碰!不許大聲震動!」

「遵命!」眾僧連忙回答。





Kisah Bhiksu Ju Xing 08



Kisah Bhiksu Ju Xing

Bagian 8
  

Sampai di gudang kayu bakar, pintu dalam keadaan terkunci, masuk lewat jendela juga tidak bisa, tidak ada bayangan orang, semua orang berteriak : “Ju Xing! Ju Xing!” Kemudian mereka berjalan sampai di kebun sayur di belakang vihara, tiba-tiba mereka melihat di permukaan yang datar muncul seberkas cahaya yang amat terang! Cahaya terang tersebut berkelip beberapa kali, menerangi seluruh kebun sayur, mengusir kegelapan malam! Hanya cahaya cemerlang yang kini tampak di depan mata.


“Cahaya apa ini?” semua orang bertanya-tanya, mereka tampak terkejut. Para penduduk desa di luar vihara juga melihat cahaya terang ini, para penduduk desa ini adalah para pengungsi bencana alam yang datang meminta perlindungan pada Master Xu Yun, setelah bencana berlalu, mereka juga tidak memiliki tempat untuk dituju, akhirnya menetap di sekitar vihara, dan membentuk sebuah perkampungan. Para penduduk ini amat berterimakasih pada budi kebajikan Master Xu Yun.


Malam ini para penduduk masih belum tidur, mereka duduk-duduk di teras rumah sambil asyik bercerita tentang kisah makhluk halus, tiba-tiba melihat cahaya terang muncul dari vihara membumbung tinggi ke angkasa, sehingga membuat mata jadi terpana, seluruh penduduk desa jadi terkejut.


Terdengar teriakan penduduk desa : “Celaka! Vihara terbakar! Ayo kita selamatkan Master Xu Yun dari bahaya”. Para penduduk yang berjumlah beberapa ratus jiwa segera menerobos ke dalam vihara, tidak tampak satupun anggota Sangha, para penduduk makin panik dan berteriak memanggil : “Master Xu Yun! Master Xu Yun! Anda ada di mana?”


Sambil mencari keberadaan Master Xu Yun, para penduduk bersiap-siap hendak memadamkan api, tetapi tidak ketemu apinya, setelah sampai di kebun bagian belakang vihara, yang tampak hanyalah sekumpulan Bhiksu sedang berdiri terpana di sana.


“Di mana apinya?”, para penduduk desa saling berteriak : “Di mana Master Xu Yun? Mengapa kalian semuanya berada di sini? Tempat mana yang terbakar?”


Melihat kepanikan penduduk desa, para Bhiksu juga jadi kebingungan : “Hah? Mana apinya?”


Penduduk desa menjelaskan : “Kami di luar melihat ada cahaya terang di vihara membumbung tinggi ke angkasa! Kami mengira ada kebakaran di dalam vihara, maka itu kami segera menerobos masuk untuk menyelamatkan Master Xu Yun!”


Bhiksu Xiu Yuan menjawab : “Mana ada api? Yang ada hanya kerlap kerlip cahaya cemerlang, bukan api! Cahaya muncul di tanah datar itu”.


Para Bhiksu dan penduduk desa bergegas menuju tanah datar dan melihat hanya ada cahaya yang mampu menerangi keseluruhan daerah tersebut.


“Ah! Ternyata Bhiksu Ju Xing ada di sini!”, teriak Bhiksu Xiu Yuan, “Anda telah membuat kami bersusah payah mencarimu! Kenapa anda di sini?”


Semua orang memandangi Bhiksu Ju Xing yang duduk bersila dan beranjali, sama sekali tidak bergerak, matanya tertutup sebagian, wajahnya tersenyum, dan tidak peduli pada semuanya.                       

  
 “Ju Xing!”, Bhiksu Xiu Yuan berniat mendekat dan menariknya.


“Jangan!” tiba-tiba Master Xu Yun muncul dari kerumunan para Bhiksu dan penduduk desa, dari kejauhan beliau telah melihat Bhiksu Ju Xing duduk bersila dan beranjali, dengan panik beliau berkata pada semuanya : “Kalian jangan menyentuh Ju Xing! Kalian menjauhlah sedikit!”



  

具行禪人修行略傳

()

找到菜寮,門卻是鎖住的,窗口望進去,沒有人影,眾人一面叫喊:「具行!具行!」來到後面菜園,忽見晒坪那邊閃起一陣強烈白光!一連閃了幾次,照耀得全園光明,直沖夜空!白光眩目。

「這是什麼光?」眾人無不嚇得心驚膽顫。住在寺外村民都看見了,眾人多是往時逃災來投奔虛雲的,災後也無處可去,紛紛留下來聚居,成了村落,這些村民素感虛雲的恩德,今晚初更剛過,眾人都未睡,正在乘涼,在瓜棚豆架之下講鬼講狐,忽然寺內白光沖天,使人目眩,眾村民大驚。

「不好了!佛寺失火啦!」大家叫了起來:「快去救虛雲老和尚出險!」村民好幾佰人,奔入寺內,一個和尚也不見!眾人慌得亂喊:「虛老!虛老!您在那裡!」

村人們一面找虛雲,一面要救火,卻又不見有火,找到後園來,看到了那批和尚在那裡發呆。

「火在哪裡?」村人們大叫:「虛老他老人家呢?你們怎麼都在此?」「哪裡有火?」和尚們也給嚇慌了!「火呢?」

「我們在外面看見寺裡沖天白光!」村人們說:「只道是火燒寺院了,趕來救虛老!」「沒有火呀!」修圓和尚說:「白光一閃一閃是有的,倒不是火,喏!白光在晒坪那邊升起的。」眾僧與村民趕到晒坪一看,點了幾支火把,照耀全坪!「啊!具行法師!」修圓叫起來:「原來你在此地!害我們找得好苦!你在這幹什麼?」

眾人也都看見了!具行和尚端端正正,合十趺足而坐,巍然不動,眼睛半合,面帶微笑,不理不睬眾人。

「具行!」修圓欲待上前去拉他。

「慢著!」虛雲老和尚已經由另一批僧眾與村人擁護而至了,他老遠便看見具行端坐,他慌忙喝住眾人:「你們不許擅動具行!你們走開些!」



Kisah Bhiksu Ju Xing 07



Kisah Bhiksu Ju Xing

Bagian 7


Malam makin larut, Bhiksu pengawas vihara sedang memeriksa satu persatu kamar, dan menyadari bahwa Bhiksu Ju Xing tidak berada di kamar.


Bhiksu pengawas jadi bertanya-tanya : “Di mana Bhiksu Ju Xing? Kenapa menghilang? Apakah kemarin dia mempersembahkan makanan buat semua orang karena hendak bepergian? Kalian cepat cari Bhiksu Ju Xing!”


Para Bhiksu mencari sampai ke seluruh sudut vihara namun tidak menemukan Bhiksu Ju Xing, ada seorang Bhiksu berkata : “Apakah persembahan makanannya kemarin adalah ungkapan pamit? Jangan-jangan malam ini diam-diam dia turun gunung, lepas jubah dan pergi menikmati kesenangan duniawi!”


Bhiksu lain berkata : “Jangan bicara sembarangan! Bhiksu Ju Xing bukan tipe orang semacam itu. Jika dia ingin melanggar sila, buat apa dia pulang kembali ke vihara dan melakukan pekerjaan berat selama beberapa tahun belakangan ini? Selama ini dia berkelana di luar, jika memang berniat lepas jubah pasti sudah dilakukannya sejak awal!”


“Benar juga ya! Kita telah memfitnah Bhiksu Ju Xing! Dosa! Dosa!” sambut para Bhiksu lainnya.


Bhiksu pengawas vihara berkata : “Apa yang sedang kalian diskusikan di sini? Bukannya cepat pergi cari orangnya? Saya hanya takut dia tidak mampu menahan penderitaan di sini makanya cari jalan pintas! Ayo cepat cari!”


Ada seorang Bhiksu berkata : “Menurutku dia bukan karena takut menderita maka mencari jalan pintas, kebanyakan pasti lari ke Guangdong mengikuti seleksi masuk ketentaraan!”


Ucapan ini sungguh kebetulan sekali, sehingga semua orang jadi semakin penasaran : “Apa itu seleksi masuk ketentaraan?”


Bhiksu itu menjawab : “Saat ini Pak Sun Yat-sen sedang berada di bagian timur Guangzhou membuka kelas pelatihan tentara, dengan Pak Chiang Kai-shek sebagai kepala sekolahnya, merekrut pemuda dari seluruh pelosok negeri untuk mengikuti pelatihan tentara revolusi, para pemuda yang ikut mendaftar telah berjumlah lebih dari 3000 orang! Hanya Guizhou yang tidak mengizinkan para pemudanya ikut mendaftar, sementara daerah lain semuanya berbondong-bondong mengikuti seleksi masuk! Kabarnya jumlah yang diterima hanya 3000 orang! Master Ju Xing selama ini selalu menjalani penderitaan demi orang lain, juga seorang pemuda yang bersemangat, mungkin saja dia pergi ikut seleksi?”


Ada juga yang menyangkal : “Tidak mungkin! Syarat masuk tentara adalah berkisar dari 18 sampai 24 tahun, sementara Bhiksu Ju Xing telah berusia 40 tahun lebih!”
   

Bhiksu pengawas vihara berkata : “Sudah! Jangan cerewet lagi! Cepat cari orangnya!”





具行禪人修行略傳

(七)

入夜,監院法師點名查房,發現具行不在。「具行呢?」監院說:「怎麼不見了?他昨天請大家吃一餐,莫非今天下山走了?你們大家快去找!」眾僧把全寺找了個遍,那找得到人影?有一僧說:「敢情他昨日齋眾是訣別?今晚卻偷偷下山逃去還俗接老婆了!」

另僧說:「快別胡說吧!具行不是這等人!他若要叛道,怎麼還回寺來做這幾年苦工呢?他雲遊在外,若要還俗不早就還了?」「說得是!」眾僧都說:「我們休要在背後謗毀具行法師!罪過!罪過!」

監院說:「你們在這裡亂講什麼?還不再尋?我怕他是挨不得苦,尋了短見!快尋!」一僧說:「我看他斷不會怕吃苦去尋短見,多半是跑到廣東去投考黃埔軍校了!」

此語真是太突然,使大家都愕然問:「什麼軍校?」那僧說:「如今孫中山先生在廣州黃埔開辦軍校,以蔣介石先生為校長,招考全國智識青年參加革命陣營,各省青年去報考的已經有三千多名了!就只有貴州都督周西成不准青年出境去報名,人家連北方的青年都紛紛南下去報考呀!聽說只取三百人!具行法師向來苦幹為人,又是個血性男兒,莫非也去報考了?」

有人說:「不會!人家招考軍校學生只限十八歲到二十四歲,具行已經四十多歲啦!」

監院說:「別再多說了!再找!」


  


Kisah Bhiksu Ju Xing 06



Kisah Bhiksu Ju Xing

Bagian 6


Master Xu Yun mengamati Bhiksu Ju Xing, merasakan bahwa Ju Xing memiliki keistimewaan; dia menyadari bahwa kondisi batin pemuda ini telah melampaui sepuluh bahkan ratusan kali lipat dibandingkan para Bhiksu lainnya! Ketika perbaikan bangunan pagoda sedang dilakukan, Master Xu Yun sedang mengawasi jalannya pekerjaan, Bhiksu Ju Xing sedang mengangkat batu bata dan mendirikan dinding, melihat kedatangan Master Xu Yun, tiba-tiba dia berkata : “Guru! Setelah pagoda ini selesai dibangun, biarlah saya yang menjaganya, boleh tidak?” Master Xu Yun hanya menatap ke arah Bhiksu Ju Xing dan tidak memberi jawaban, beliau tahu bahwa kalimat ini hanyalah ucapan belaka! Beliau juga tahu bahwa tidak berapa lama lagi Bhiksu Ju Xing  akan segera menghadapi ketidakkekalan!


“Boleh ya guru? Boleh ya?” Ju Xing terus bertanya.


Hati Master Xu Yun begitu pedih, air matanya hampir jatuh mengalir, namun dengan tegar beliau berusaha tegar dan menjawab : “Baiklah!”


“Terimakasih guru!


Master Xu Yun berkata : “Semuanya menuruti jalinan jodoh! Tidak boleh memaksakan diri!”


“Baik guru!”


Kemudian pada upacara pengambilan sila tahun itu, Master Xu Yun memperbolehkan Bhiksu Ju Xing turut serta menjadi saksi! Murid-murid yang hadir meminta Bhiksu Ju Xing menceramahkan Dharma.


Bhiksu Ju Xing berkata : “Saya meninggalkan keduniawian di pertengahan jalan, buta aksara, namun hanya dengan melafal sepatah Amituofo!”


Master Xu Yun menganggukkan kepala dan berkata : “Dengan melafal sepatah Amituofo, asalkan dapat meneladaninya rajin dan tidak malas, sepatah Amituofo juga merupakan keberhasilan! Sebaliknya jika terlalu pintar, niat pikiran bercabang-cabang, walaupun membaca banyak sutra, namun apa gunanya? Tak diduga, pemuda ini mampu mencapai kondisi batin yang mengagumkan, dia akan mencapai pencerahan lebih awal dibandingkan siapapun!

      
Bayangan masa lalu terus memenuhi pikiran Master Xu Yun, beliau mengetahui bahwa Bhiksu Ju Xing menggunakan raganya untuk dipersembahkan kepada orang banyak, merupakan kali yang terakhir, setelah itu dia akan menuju Alam Sukhavati! Malam itu Master Xu Yun membaca sutra untuk pelimpahan jasa buat Bhiksu Ju Xing, tiba-tiba Ju Xing mengetuk pintu untuk memberi salam.


“Guru! Murid akan pergi! Sengaja datang untuk pamit!”


Bhiksu Ju Xing melakukan namaskara, dengan linangan air mata berkata : “Setelah kepergianku, siapa yang akan menjaga guru?”


“Guru…!”


 “Cepatlah pergi! Saya di sini membaca sutra untuk membantumu!”


Bhiksu Ju Xing bernamaskara lagi kemudian meninggalkan ruangan dan menuju kebun sayur di belakang vihara.



  

具行禪人修行略傳
  
(六)

虛雲觀察具行,覺得異常欣慰;他知道這個青年人的進境已經十倍百倍於任何僧人了!修蓋海會塔之時,虛雲在看工,具行在挑擔石塊和砌牆,見到虛雲老和尚,他突然開口說話了,像個小孩子般天真地說:「師父!將來海會塔蓋成,我來守塔好嗎?」虛雲望著具行,不立即回答,他知道這句話是讖語!他知道具行就快要化去了!

「好麼?」具行繼續追問:「師父!好麼?」

虛雲心中一酸,淚水幾乎奪眶而出,勉強點頭說:「好罷!」「謝謝師父!」「一切隨緣啊!」虛雲說:「不可強求!」「知道了!」

然後,虛雲特許具行擔任這一年春戒的尊證!受戒弟子請具行開示。具行說:「我半路出家,一字不識,但知念一句阿彌陀佛而已!」

虛雲點頭嗟嘆,心說:「但知念一句阿彌陀佛,只要都像他這樣精勤不懈,一句也就足以成就了啊!倘若自恃聰明,心念紛歧,縱念萬卷經,又有何用?想不到,這孩子進境如此神速,他比誰都先證正果了!」

往事重現虛雲心頭,他知道具行這次售衣來供養大眾就是西去了!這一夜他為具行念經,具行來叩門,進來叩安。「師父!弟子要去了!特來叩辭!」具行拜伏在地,悲泣難抑:「弟子去後,誰來侍候師父?」虛雲說:「好孩子!你該怎麼辦您的事,你就去辦罷!不要因我誤了你的大事!」「師父……」具行哽咽難言:「師父……」「快去!」虛雲說:「我在這裡為你念經助你!」具行再拜,然後離去,他一逕向寺後的後園去了。




Selasa, 12 November 2013

Kisah Bhiksu Ju Xing 05



Kisah Bhiksu Ju Xing

Bagian 5


Setelah upacara pengambilan sila selesai, Master Xu Yun memberinya nama Dharma menjadi “Ju Xing”. Sejak itu dia dikenal sebagai Bhiksu Ju Xing! Setelah ditahbiskan, dia memakai jubah anggota Sangha, setiap hari melakukan pekerjaan berat, menanami sayur, mengairi ladang, memupuk, mengangkat tanah, membersihkan vihara dan pekerjaan lainnya yang dia lakukan sebelum ditahbiskan, setelah menjadi Bhiksu, dia tetap menfokuskan diri melafal Amituofo, juga tidak bicara dengan siapapun, sebagian orang memanggilnya dengan “Bhiksu Tuli”.


Dia melatih diri dengan keras sampai pada tahun 1915, dia semakin menutupi telinganya dan semakin berdiam diri, walaupun sedang menanami sayur atau bekerja, tiada waktu yang tidak digunakan untuk melafal Amituofo, siapapun yang memanggil dirinya juga tidak didengarnya.


Suatu hari Master Xu Yun berkata padanya : “Ju Xing, anda telah  melatih diri dengan keras selama empat tahun ini, kondisi batinmu juga sudah cukup lumayan, namun pengetahuanmu masih kurang, sekarang kamu seharusnya pergi belajar di luar! Anda seharusnya pergi mengunjungi  vihara-vihara di pegunungan tersohor, kelak bila kamu ingin kembali juga boleh, jika ada jalinan jodoh dengan tempat lain, juga boleh menetap mengikuti jodoh!”


Bhiksu Ju Xing bernamaskara sambil berlinangan air mata : “Guru! Murid tak sudi pergi!”


“Mengapa tidak mau pergi?”


“Murid tidak ingin meninggalkan dirimu!”


Hati Master Xu Yun seketika jadi terharu, namun beliau terpaksa meneruskan lakonannya dengan mimik muka penuh amarah, dan berteriak : “Pergi! Bukankah saya telah mengajarimu untuk melenyapkan kemelekatan? Apakah kamu sudah lupa? Cepat pergi! Saya tidak memerlukan perhatian dari murid seperti dirimu!”


Bhiksu Ju Xing tidak berani melawan, dengan berlinangan air mata dia merapikan kopernya. Ketika Master Xu Yun mengantarnya sampai di gerbang gunung, melihat keadaan Bhiksu muda ini yang tidak merelakan, sesungguhnya beliau juga turut bersedih hati. Tetapi dia tahu bahwa rahasia tidak boleh dibocorkan, daripada nanti muridnya menjadi sedih terperosok ke dalam kemelekatan kebodohan (moha), maka itu dengan sikap dingin Master Xu Yun berkata :”Pergilah! Bila berjodoh kita bersua lagi!”


Bhiksu Ju Xing meneladani Master Xu Yun yang pada masa mudanya juga berkelana menempuh perjalanan dengan cara “tiga langkah satu namaskara”, kini dia memulai perjalanan untuk mengunjungi gunung-gunung Buddhis yang tersohor!


Pada tahun 1920,  Master Xu Yun memulai pekerjaan perbaikan bangunan Vihara Yun Qi, Bhiksu Ju Xing tiba-tiba pulang kembali, bersujud di hadapan Master Xu Yun.


“Guru! Saya sudah pulang!


Master Xu Yun sangat gembira : “Anda sudah pulang ya? Bagus sekali! Selama belajar di luar, gunung tersohor mana yang telah kamu jelajahi? Mengapa kembali lagi?”


Bhiksu Ju Xing menjawab : “Seluruh gunung terkenal di dunia telah pernah saya jelajahi! Kabarnya guru sedang mengadakan perbaikan bangunan Vihara Hua Ting, saya tahu guru kekurangan tenaga kerja, maka itu saya segera pulang”.


Master Xu Yun berkata : “Kepulanganmu amat bagus! Apa yang hendak kamu lakukan setelah pulang kembali?”


Bhiksu Ju Xing menjawab : “Guru, saya amat bodoh dan tidak mengenal tulisan, apa yang dapat saya kerjakan? Hanya dapat menjaga guru, mengerjakan apa yang tidak sudi dikerjakan insan lain, yakni pekerjaan rendah, kasar dan berat!”


Master Xu Yun berkata : “Anda melatih diri dengan begitu disiplin, sungguh bagus! Kamu tinggallah di dua tempat yakni di Vihara Yun Qi dan Vihara Sheng Yin”. Kemudian bertanya lagi : “Sejak pulang, apakah anda telah mengunjungi keluargamu di Gunung Ji Zu?”


Bhiksu Ju Xing menjawab : “Tidak! Saya tidak ingin ke sana!”


“Mengapa?”


Bhiksu Ju Xing menjawab : “Sebagai seorang anggota Sangha, buat apa masih merindukan sanak keluarga?”


“Bertemu sejenak juga bukan masalah”.


Bhiksu Ju Xing menggelengkan kepala : “Tidak! Tidak!”


Sejak itu setiap harinya dia bolak-balik di antara dua vihara untuk menyelesaikan pekerjaannya, menggali tanah, memindahkan batu, membangun dinding, menanami sayuran, menanam pohon, membelah kayu, menumbuk padi, membajak sawah, memotong rumput, membersihkan vihara, memberi pupuk, mengairi sawah dan sebagainya, semuanya adalah pekerjaan yang paling berat dan melelahkan, namun tanpa diperintah, dia akan menyelesaikannya! Tiada waktu istirahat dan juga tiada satu detikpun tanpa melafal Amituofo di dalam hati! Sambil bekerja sambil melafal Amituofo, terkadang dia membantu menambal pakaian guru atau rekan-rekannya, juga satu tusukan jarum sepatah Amituofo.


Pada malam harinya dia akan membaca sutra, caranya adalah dengan bernamaskara pada setiap aksara yang ada di dalam sutra. Pagi harinya, ketika genta pagi bergema, dia selalu merupakan orang pertama yang hadir di dalam ruang kebaktian untuk mengikuti kebaktian pagi, kerajinan dan disiplin pelatihan dirinya, sungguh merupakan yang terunggul di dalam vihara! Dia tampak tuli dan bisu, sepatah katapun takkan muncul dari bibirnya.





  
具行禪人修行略傳

(五)

傳具足戒之後,虛雲賜他法名為「具行」。從此他成為具行和尚了!具行剃度改穿僧衣,每日自動操作各種勞役,種菜、施肥、挑糞、擔土、打掃...一如未傳戒之時,他專誠一心勤念阿彌陀佛與觀世音菩薩,也不和任何人講話,他耳患重聽,一般人都稱之為「聾子和尚」。

苦修到了民國四年,他越發的耳聾了,也越發的沈默了,他無論種菜或做工,無時都在心中念佛,誰喊他他也聽不見。

虛雲那天喚他來說:「具行!你苦修了四年,境界已不錯了,但是見識太少,你現在應該下山出外參學去!你應參拜天下名山道場,將來你願回來就回來,若另有好機緣,也可隨緣行止!」

具行泣拜:「師父!弟子不去!」

「為什麼不去?」

「弟子要一輩子服伺師父您老人家!」

虛雲心中一酸,可是裝起了怒容,叱道:「去!我怎麼教你無我破執?你忘了?快去!我用不著你服侍!」

具行不敢抗命,哭著收拾行裝,虛雲送他到山門之時,看這青年和尚的依依不捨的樣子,他心中也難過了。可是他知道絕不能流露出來,免得害了徒弟傷感落入痴執,於是虛雲只是淡淡地說:「你去吧!我們有緣再見!」

具行一笠一杖,正像虛雲當年一樣子,上路去朝拜各處名山去了!

民國九年,虛雲開始重建雲棲寺,具行和尚突然回來了,拜倒在虛雲老和尚面前。「師父!我回來了!」

虛雲驚喜得很:「你回來了?好極了!你這出去參學,遊了些什麼名山?怎麼又回來了呢?」

具行說:「天下各處名山都大略去過了,也不外如是!聽人說師父在此重修華亭寺,我知道師父缺人手,我就回來了。」虛雲說:「你回來甚好!你打算回來做什麼事呢?」

具行說:「師父,我又蠢又笨,又不識字,我能做什麼大事?總不外是侍候師父,兼做些人家做不來、不願做的笨重低下工役罷了!」

虛雲說:「你既如此發心苦修,很好!你就住在雲棲寺和勝因寺兩處罷!」又問:「這次回來,你去雞足山探視你家未?」具行說:「沒有!我不去了!」「為什麼?」

具行說:「大家都出了家修行,有什麼好眷戀的?」「見見也不妨!」具行搖頭:「不去!不去!」

他從此就在兩寺每日辛勤勞作,舉凡挖土、搬石、築牆、蓋房子、種菜、種樹、砍樹、取柴草、割禾打稻穀、犁田、除草、打掃、挑糞、施肥、炊事、劈柴……一切最勞苦的工作,他都自動勤作了!無一分鐘閒暇,亦無一刻不在心中念佛!一面幹活,一面念佛,有時候他替師父或同參補衣,也是一針一句佛號。到了晚上,他就念金剛經、藥師經、淨土諸經,一字一拜;早上,黎明大鐘響,他總是頭一個上殿參加課誦,他的精勤苦修,真是全寺第一!他卻是又聾,又像啞子,一句不開口。