Bukan hanya
tidak membunuh, namun kita juga harus belajar melepaskan satwa ke alam bebas.
Melepaskan satwa dilakukan sesuai dengan kemampuan yang ada. Saat kini kami
melihat banyak umat Buddha yang melakukan pelepasan satwa, membeli ikan, membeli
burung tetapi dengan cara memesan terlebih dahulu, meminta pelaku untuk
menangkap lebih banyak, kemudian dibeli dan dilepaskan.
Hal ini telah
merusak makna pelepasan satwa yang sesungguhnya, jika anda tidak membeli maka
dia takkan pergi melakukan penangkapan, karena hasil tangkapannya tidak laku
terjual. Cara pemesanan hanyalah memotivasi pembunuhan, apakah cara pelepasan
ini akan memperoleh jasa kebajikan? Malah sebaliknya, burung dan ikan yang
ditangkap akan amat membenci dirimu.
Maka itu
bagaimana cara untuk melepaskan satwa yang sepatutnya? Ketika anda berbelanja
di pasar dan melihat ada ikan dan udang, namun periksa dulu dengan seksama,
apakah setelah dibeli masih bisa bertahan hidup atau tidak, jika kelihatannya
sudah tidak bisa hidup lagi janganlah dibeli, jika masih bisa hidup barulah
dibeli, setelah dibeli dilepaskan ke alam bebas, ini baru benar. Jika dengan
cara memesan terlebih dahulu, maka anda telah melakukan kesalahan besar. Ini
bukanlah tidak bermaitri karuna.
Saya ingat
pada masa lalu, ketika saya masih tinggal di Taichung mengikuti Guru Li untuk
belajar Buddha Dharma, setiap hari rabu, guru akan berceramah. Suatu hari
ketika guru selesai berceramah, tiba-tiba ada yang membawa seekor penyu laut
yang sangat besar ke pintu gerbang. Melihat ini guru meminta hadirin untuk
mengumpulkan uang membeli penyu tersebut. Keesokkan harinya penyu itu
dilepaskan ke laut.
Dua hari
kemudian, penjual penyu itu membawa 3-4 ekor lagi ke tempat kami. Melihat ini
guru berkata : “Jangan mempedulikannya, kalian jangan membelinya lagi, jika
kalian membelinya, urusan ini takkan habis-habisnya. Tiap hari dia pergi ke
laut menangkap penyu, seekor penyu bisa menghasilkan uang yang tidak kecil
jumlahnya.
Tindakan
tidak membeli ini memang benar, karena jika anda membelinya, berarti telah
mendukung si pelaku untuk menangkap lebih banyak lagi penyu laut. Maka itu kami
menyimpulkan bahwa pertama kali kami membeli penyu untuk dilepaskan, sedangkan
yang kedua kali, si pelaku memang punya niat sengaja dan kami tidak membelinya.
Maka itu cara
untuk menggalakkan pelepasan satwa adalah dengan bervegetarian. Dengan sayur
mayur yang lezat, maka akan banyak orang yang beralih memilih pola hidup
vegetarian. Ini adalah hal yang baik,
seharusnya memotivasi orang untuk menjadi seorang vegetaris.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 13 Oktober 2013
不但不殺,我們學放生。放生隨緣隨分。現在我們看到佛教徒很多放生的,去買魚、去買鳥,預先通知他,叫他多抓一點,我來買來放生。這個對於放生的意義完全喪失掉了,你不買,他不去抓,他抓了他賣不掉。這是鼓勵殺生,這樣的放生能有功德嗎?那些被抓的鳥、被抓的魚怨恨你,錯了。放生應該怎麼放?到市場去買菜,看到這些魚蝦,細心觀察,牠還能活,不能活的就不要去買了,還可以活的,買來時候放生,這就對了。預先通知他,你就大錯特錯,這絕對不是不慈悲。
我記得有一年,我住在台中跟李老師學經教,星期三,老師講經一個星期一次。講完經之後,外面有個人抬了個海龜,很大,海龜,抬在我們慈光圖書館的門口。老師看到了,叫大家兜錢把牠買下來,第二天到海裡面去放生。過了兩天,他搞了三、四隻來。老師看到:不要管他,千萬你們不要買,你買了以後這個事情沒完沒了。他天天去抓,那一隻海龜可以賣不少錢。這個不買是正確的,你買了,助長這些人到海裡去打海龜。所以要智慧判斷,第一次碰到的時候,要買來放生,第二次他有意送來的,我們就不要了。提倡放生,提倡素食,精美的素食,很多人不吃素的,吃到之後,素食這樣好吃,說我也可以吃素了。這是好事情,應當鼓勵人素食。
二零一二淨土大經科註 (第四七五集) 2013/10/13